Sabtu, 26 Oktober 2013

Beda Ibadahnya Jin Dengan Ibadahnya Manusia

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّ‌حْمَـٰنِ الرَّ‌حِيمِ 

BEDA IBADAHNYA JIN DENGAN IBADAHNYA MANUSIA

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
  (QS 51: 56)

   Kita tentu akrab dengan ayat di atas, ya itulah Surat Adz Dzariyat ayat 56. Ayat tersebut dengan jelas tugas yang diemban oleh jin dan manusia dalam kehidupan ini. Dengan kata lain tujuan اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menciptakan jin dan manusia adalah untuk mengabdi/ beribadah kepadaNya. 
   Lalu apakah cara ibadah antara jin dengan manusia itu sama? Ternyata tidak. Ini bisa kita temukan di beberapa ayat yang menceritakan awal mula penciptaan manusia pertama, yaitu Adam a.s. Contohnya adalah Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 30:


وَإِذْ قَالَ رَ‌بُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْ‌ضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS 2: 30)

Selain beribadah kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى , ternyata ada lagi tugas yang harus diemban manusia, bahkan jika kita analisa ayat di atas, justru untuk tugas inilah manusia diciptakan! Artinya jika tidak ada posisi "khalifah di muka bumi" itu, rasanya tidak perlu اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menciptakan manusia. Di ayat itu jelas sebelum manusia diciptakan sudah ada makhluk yang bernama malaikat. Dan di ayat- ayat selanjutnya dan ayat- ayat lain juga disebutkan bahwa Iblis dan bangsanya (jin) juga telah diciptakan sebelum manusia. Tapi jabatan "khalifah di muka bumi" itu tidak diberikan kepada malaikat maupun jin.
   Jelas dari analisa di atas bisa disimpulkan bahwa jika manusia dalam hidupnya tidak menjadi khalifah di muka bumi, maka hidupnya sia- sia. Tentu tidak semua orang bisa menjadi khalifah di muka bumi, karena di saat yang bersamaan hanya boleh ada satu khalifah. Namun sekurang- kurangnya manusia punya cita- cita menjadi khalifah di muka bumi ini, paling tidak mendukung salah satu diantara manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Jika tidak ada keinginan atau kesadaran bahwa dirinya diciptakan fungsinya adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi, maka sia- sialah hidupnya.
   Ibarat sebuah jam tangan, ia dipakai tidak sekedar sebagai hiasan tangan, melainkan fungsi utamanya sebagai penunjuk waktu. Seandainya tangan kiri kita mengenakan jam tangan yang sangat indah, dan tangan kanan kita menggunakan gelang yang sangat indah pula, maka banyak orang akan terpesona. Namun jika ternyata jam tangan yang kita pakai mati atau tidak berfungsi menunjukkan waktu, maka ceritanya akan lain. Orang tetap akan mengagumi gelang kita meskipun ia tidak dapat menunjukkan waktu, karena itu bukan tugasnya. Tapi orang tidak akan memandang bagus jam tangan kita yang mati, meskipun tampilannya sangat indah. Bahkan bisa jadi orang akan mentertawakan kita karena memakai jam mati.
   Kemudian bagaimana cara yang benar sebagai khalifah di muka bumi? Karena kita ditugasi oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى dan menjadi mandatarisNya, maka sudah sangat jelas kita harus melaksanakan apa yang Dia mau. Tidak bisa kita melakukan apa yang kita mau sedangkan itu bertentangan dengan apa yang Dia mau. Jika perilaku kita bertentangan dengan kemauanNya, tentu batallah jabatan kita sebagai "khalifah di muka bumi" ini.
   Bagaimana dengan jin? Karena yang ditugasi sebagai khalifah di muka bumi adalah manusia, maka bangsa jin tidak diberi kewajiban menjalankan ibadah yang berhubungan dengan kekhalifahan (kepemimpinan) dan tugas- tugas sosial lainnya. Bangsa jin tidak diberi kewajiban menolong dan menegakkan agama Allah. Mereka tidak wajib menjaga kelestarian bumi ini, dan sebagainya yang merupakan tugas manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Kecuali hanya sekedar menyampaikan tentang kebenaran ayat- ayat Al Qur'an kepada makhluk sebangsanya.
   Jika kita perhatikan di Surat Al Jin dan Surat Al Ahqaf  29- 32, maka ayat- ayat yang menceritakan kehidupan jin merupakan ayat- ayat aqidah. Jadi jelaslah perbedaan ibadahnya manusia dengan ibadahnya jin. Maka mari kita beribadah seperti yang ditugaskan kepada kita, tidak hanya beribadah selayaknya jin beribadah, jika tidak, bisa- bisa kita jadi barang tertawaan seperti jam yang indah namun rusak...

Allahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar