Selasa, 28 Agustus 2012

Sama- sama Salah, Iblis Degradasi, Adam Promosi

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّ‌حْمَـٰنِ الرَّ‌حِيمِ

SAMA- SAMA SALAH, IBLIS DEGRADASI, ADAM PROMOSI

  Banyak yang bertanya- tanya, kenapa hanya karena satu kesalahan saja, Iblis dihukum dengan neraka oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Sedangkan manusia yang katanya tempat salah dan dosa, malah dengan mudah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى memaafkannya. Banyak yang meragukan keadilan اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى , meskipun secara tidak langsung ataupun tidak sengaja. Padahal kita harus yakin bahwa اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى itu Maha Adil. Lalu bagaimana cara menghilangkan keraguan itu, mestinya ada penjelasan yang tepat.

  Awal ceritanya kita sudah paham semua. اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berkehendak menciptakan manusia, yang saat itu diberi nama Adam oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Maka sebagai bekal melaksanakan tugas tersebut, Adam a.s diajarkan nama- nama benda seluruhnya oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Adam a.s pun lulus dalam fit and proper test tingkat awal, mengalahkan malaikat. Maka oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى para malaikat disuruh tunduk pada Adam a.s. Seluruh malaikat bersujud tanda tunduk kepada Adam a.s. Hanya Iblis dari golongan jin yang tidak mau tunduk. اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى bertanya kepada iblis kenapa tidak mau sujud, yang artinya menentang perintah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Dengan sombong Iblis memproklamasikan diri bahwa dia lebih hebat dari Adam a.s, sehingga tidak patut bersujud kepada Adam a.s (QS 7: 12). Dia mengingkari sifat اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى yang Maha Tahu. اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى  pun menghukum Iblis dengan mengusirnya dari Jannah dan memasukkannya ke dalam neraka. Iblis yang dendam kepada Adam a.s meminta ijin kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى agar ditangguhkan hukuman masuk nerakanya, dan menggoda Adam serta anak keturunannya supaya mengikutinya membangkang kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Dan  اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى pun mengabulkannya.

  Kemudian Adam pun ditempatkan di Jannah oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Segala keinginannya terpenuhi. Dan Adam a.s pun dianugerahi istri oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى yaitu Hawa. Hanya dua larangan dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى, yaitu mendekati sebuah pohon kayu (QS 2: 35), yang kedua tidak menuruti bujuk rayu Iblis sang setan (QS 7:22; QS 20: 117).

  Iblis mulai menjalankan misinya. Akhirnya, singkat cerita. Adam a.s pun terbujuk rayuan Iblis, dia menuruti bujukan Iblis dan memakan buah dari pohon kayu tersebut. Adam a.s pun melanggar perintah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.

   Jika kita perhatikan, Iblis hanya bersalah satu kali, tidak mau sujud kepada Adan a.s. Sedangkan Nabi Adam a.s setidaknya melakukan dua kesalahan, yaitu memakan buah pohon kayu, dan mengikuti ajakan Iblis. Kedua perintah itu datang dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى secara langsung.

  Tapi yang menjadi menarik adalah Iblis diusir dari Jannah, artinya masuk neraka, sedangkan Adam a.s justru diangkat menjadi 'Khalifah fil Ardh'. Artinya karena kesalahan itu, Iblis turun derajatnya, sedangkan Adam a.s mendapat posisi yang terhormat, sebagai pemimpin di dunia ini, termasuk memimpin bangsa jin, bangsanya Iblis. Mari kita lihat ayat- ayat Al Qur'an yang menceritakan penempatan kedua tokoh legendaris ini.

Iblis:

QS 7: 13 

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ‌ فِيهَا فَاخْرُ‌جْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِ‌ينَ 

 Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (13)

QS 15: 34-35

    قَالَ فَاخْرُ‌جْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَ‌جِيمٌ ﴿٣٤ وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٣٥

  Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, (34) dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (35)

QS 17: 63

  قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُورً‌ا 

 Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (63)

QS 38: 77

قَالَ فَاخْرُ‌جْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَ‌جِيمٌ ﴿٧٧

 Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, (77)

 Adam:

QS 2: 36

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَ‌جَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْ‌ضِ مُسْتَقَرٌّ‌ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ ﴿٣٦

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (36)

QS 7: 24

  قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْ‌ضِ مُسْتَقَرٌّ‌ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ ﴿٢٤ 

  Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (24)

 QS 20: 123

  قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ ﴿١٢٣ 

  Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (123)

  Dari ayat- ayat di atas, ternya kata- kata dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى sedikit berbeda. Tapi meskipun sedikit, artinya sangat jauh berbeda. Untuk Iblis, اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى memakai kata 'turunlah' (ihbith) dan 'keluarlah' (fakhruj). Sedangkan untuk Adam a,s hanya ada kata 'turunlah' (ihbith). Allahu a'lam, apa yang dimaksud 'turun' ini, apakah Adam disuruh turun ke Jannah yang lebih rendah tingkatannya (bumi), atau memang turun ke tempat yang lebih rendah. Yang jelas Adam a.s tidak disuruh keluar oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.

  Apakah turun ke bumi itu suatu hukuman? Kita perhatikan lagi QS 2: 36 dan QS 7: 24, di situ اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى memberi tahu bahwa di bumi itu 'ada tempat kesenangan'. Jadi berbeda sekali dengan tempatnya Iblis (QS 17: 63). Aneh jika tempat hukumannya ada tempat untuk 'kesenangan hidup'.

  Ternyata Adam a.s diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugasnya sebagai Khalifah fil Ardh sesuai fitrahnya. Bukankah ini sebuah kenaikan pangkat? Dari seluruh makhluk اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى hanya manusia yang diberi amanah sangat besar dan paling mulia ini. Ya, artinya tidak ada kedudukan yang lebih mulia lagi bagi makhluk اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى di atas kedudukan manusia.

  Kok bisa, sama- sama salah tetapi mendapat ganjaran berbeda? Ternyata kuncinya ada pada QS 2: 37,

﴾  فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّ‌بِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّ‌حِيمُ ﴿٣٧

  Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (37)

Yang teksnya ada di  QS 7: 23, yaitu:

قَالَا رَ‌بَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ‌ لَنَا وَتَرْ‌حَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِ‌ينَ 

 Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (23)

Bandingkan dengan reaksi Iblis ketika menerima vonis bersalah dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

QS 7: 16

  قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَ‌اطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16)

QS 15: 39- 40

قَالَ رَ‌بِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْ‌ضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39) kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (40)

Dan ayat- ayat yang senada pada QS 17: 62, serta QS 38: 82- 83.

  Inilah bedanya Adam a.s dengan Iblis. Iblis ketika melakukan kesalahan dan mendapat murka dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى bukannya menyadari kesalahannya malah semakin menjadi- jadi alias mbalelo. Sedangkan Adam a.s begitu menyadari kesalahannya segera bertaubat dan meminta ampunan dari اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Beginilah seharusnya sikap pemimpin bumi ini yang mewakili اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Ketika sikapnya tidak sesuai keinginan Sang Raja yang sesungguhnya, mestilah meminta maaf kepadaNya, dan segera memperbaiki diri. Di sini Adam a.s lulus fit and proper test tahap kedua. Seakan- akan Adam a.s naik jabatan setelah melakukan 'magang' di Jannah. Atau seperti orang yang telah beranjak dewasa dari masa kanak- kanaknya, di mana pada waktu masih anak- anak segala kebutuhannya dipenuhi oleh 'Wali'nya. Kini Adam a.s telah 'dewasa', mampu untuk mengemban amanah Khalifah fil Ardh.

Wallahu a'lam bishshawab. 

Kamis, 23 Agustus 2012

Musim Berdagang Kaum Quraisy


MUSIM BERDAGANG KAUM QURAISY

سورة قريش
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ ﴿١ 
 إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ ﴿٢ 
 فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَـٰذَا الْبَيْتِ ﴿٣ 
 الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ ﴿٤
  1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
  2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
  3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).
  4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.  
Memang banyak keuntungan berada di ‘tanah para nabi’, terutama dalam merenungi kondisi alam pada saat ayat- ayat suci tersebut diturunkan.
Di Indonesia yang hanya mempunyai 2 musim, kita tidak bisa merasakan bagaimana kondisi musim panas dan dingin seperti di Qatar ini. Kebetulan Qatar dan Mekah berada di garis lintang yang hampir sama, jadi keadaan musimnya tak jauh berbeda.
Kini saya bisa merasakan dan memahami kebiasaan orang Quraisy waktu itu dalam berdagang (seperti yang tercantum pada tafsir yang dikeluarkan Departemen Agama RI). Dijelaskan pada musim dingin orang- orang Quraisy berdagang ke Yaman. Dan pada musim panas mereka berdagang ke negeri Syam (sekitar Syiria sekarang). Dan pada musim haji mereka berdagang di kampung halaman mereka, Mekah.
Tentu bagi yang pernah tinggal di sini alasannya jadi sangat mudah dipahami, pada musim dingin ketika matahari beredar di sebelah selatan, mereka pergi ke arah selatan, hitung- hitung sambil mencari kehangatan. Pada musim panas mereka bepergian ke arah utara, tentu harapannya agar mendapat kesejukan. Sedangkan pada musim haji mereka tak perlu kemana- mana, orang- orang dari seluruh pelosok negeri mendatangi kampung halaman mereka.
Disebutkan bahwa aktivitas dagang ini sudah menjadi kebiasaan, artinya sudah dilakukan sejak lama. Konon sistem dagang seperti ini dipelopori oleh Hisyam bin Abdul Manaf, kakek buyut Rasulullah SAW. Hal ini dimungkinkan karena adanya perjanjian damai antara kaum Quraisy dengan bani- bani/ suku- suku baik yang menjadi tujuan dagang mereka maupun yang tinggal di sepanjang perjalanan. Sehingga mereka dapat melakukan perjalanan dengan aman.* Suku di luar Quraisy membutuhkan perjanjian damai dengan suku Quraisy agar mereka dapat melaksanakan ibadah haji. Artinya bahwa faktor Ka’bahlah yang melancarkan urusan ini. Makanya pada ayat ke-3 dan 4 اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menitah suku Quraisy untuk beribadah kepada Sang Pemilik Ka’bah.
Dalam berdagangpun seringkali mereka tidak tanggung- tanggung dalam membawa barang dagangan. Maklumlah jarak yang mereka tempuh bisa lebih dari sebulan perjalanan. Sebagai contoh saat sebelum terjadi perang Badar, kafilah dagang mereka yang dipimpin Abu Sufyan membawa unta sekitar 1000 ekor. Termasuk juga para pengawalnya. Seluruh pria dan wanita Quraisy yang mempunyai saham ikut serta. Sehingga totalnya mencapai 50.000 dinar. Sebagai perbandingan, saat itu dalam hukum Islam seorang pencuri dikenakan hukum potong tangan jika mencuri uang atau sesuatu yang minimal setara dengan ¼ dinar.*
Sebuah praktek dagang yang lumayan jitu. Ini pula yang menyebabkan mereka sangat terampil dalam menghitung piutang dan riba. Dan tentu saja bukan karena itu mereka mendapat predikat kaum jahiliyah (bodoh).
 
 
*Sumber: Siroh Nabawiyah oleh Muhammad Husein Haikal.

Selasa, 21 Agustus 2012

Menjadi Tuan Sejenak



MENJADI TUAN SEJENAK

Ah, sudah cukup lama rasanya aku menjadi bawahan. Sekali- kali ingin rasanya mencicipi enaknya jadi bos. Tapi apa daya memang nasibku sementara ini masih di level ini. Hanya ada satu cara instan untuk segera menjadi bos, berkhayal.
Menciptakan khayalan
Sambil duduk santai di sofa aku mulai berkhayal. Ini adalah aktivitas ‘menciptakan sesuatu tanpa bahan baku sama sekali’. Gampang, tinggal menghayalkan beberapa wujud. Mulai, dan 'BLARRR!!!' (bahasa Inggrisnya BANG!) tiba- tiba saja terbentuk ruang kehidupan dalam khayalanku. Biar dibilang kreatif, aku membayangkan tokoh yang beda dengan diriku. Bentuknya kotak, bisa bergerak, punya tangan, kaki, dan alat- alat indera lainnya. Ah ternyata aku tidak mampu menciptakan tokoh yang sama sekali beda denganku, tetap saja banyak kesamaannya. Lalu aku ciptakan pasangannya. Hampir sama, cuma aku beri warna yang berbeda, lebih mencolok. Kemudian aku beri nama, emh, yang jantan namanya Janggelut, yang betina Jenggirat.
Aku sudah menjadi bos sekarang. Aku bisa memperlakukan mereka sesukaku. Menyuruh mereka bergerak, berlari, menari, tidur, dsb, dan mereka tak akan mampu menolak, pasti mereka lakukan. Kapanpun aku menyudahi khayalanku, mereka pasti hilang. Aku tuan bagi mereka.
Oh, ternyata Janggelut lapar, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Baiklah, aku tumbuhkan sebuah pohon di dekat ia berdiri. Pohon itu segera berbuah. Aku suruh Janggelut memetik dan memakannya. Hei, Janggelut menuruti perintahku, padahal aku yakin dia tidak bisa mendengarku, melihat maupun merasakan sentuhanku. Bagaimana bisa, alat inderanya aku ciptakan bukan untuk bisa menginderaku, dan akupun tak bisa menciptakan indera yang membuat tokoh ciptaanku itu bisa menginderaku. Akhirnya setelah memakan buah tadi Janggelut merasa kenyang. Sebagian dari buah itu dia berikan kepada Jenggirat, tokoh yang sangat dicintainya. Hei, kali ini beda, Janggelut bisa melihat Jenggirat, mendengar suara yang dikeluarkannya, bisa menyentuhnya, dan bahkan bisa jatuh cinta kepadanya. Yah, mungkin karena mereka sejenis, jadi bisa saling merasakan. Aku nggak bakalan jatuh cinta sama Jenggirat, secantik apapun dia di mata Janggelut.
Kini Janggelut penasaran, ingin tahu siapa aku, ingin tahu dimana aku, ingin tahu seperti apa wujudku. Aku katakan kepadanya aku ini yang membuat kamu ada dan juga meniadakanmu.
Dimana aku, aku dekat denganmu. Aku tau apa yang kau lakukan, tak mungkin aku tak tau. Tapi aku tidak dalam duniamu. Duniamu juga tidak ada di dalam tubuhku, karena jika ada orang sepertiku mencarimu di dalam tubuhku pasti tidak akan ketemu. Duniamu juga tidak ada di luar tubuhku, karena jika ada yang mencari di luar tubuhku, tidak akan ada yang menemukanmu. Duniamu bukan bagian dariku dan aku bukan bagian dari duniamu. Yang jelas aku sedang duduk santai di sofa, di sebelah manamu dan seperti apa sofanya kamu nggak bakalan paham, sebab bahannya, bentuknya, dan empuknya tidak pernah kamu temui di duniamu. Dan kau tak mungkin masuk ke duniaku.
Sedangkan wujudku jauh beda dengan segala benda yang ada di duniamu. Kamu bukan apa- apa dibanding aku. Kamu terbuat dari bukan apa- apa. Dan memang kamu bukan apa- apa.
Ciptaan ALLAH SWT
Ya ALLAH, aku tidak bisa menciptakan seperti apa yang Engkau ciptakan. Tentu ciptaanMu jauh lebih canggih dibanding apa yang bisa aku ciptakan. Khayalanku bukan apa- apa dibanding aku, dan aku bukan apa- apa dibanding Engkau.  CiptaanMu bisa melakukan apa yang mereka inginkan, sedangkan ciptaanku jika aku lupakan mereka akan diam.
Engkau mampu menciptakan benda tak terhingga jumlahnya, ukurannya. Engkau mampu mengurus seluruh ciptaanMu tanpa lengah sedikitpun. Engkau mengatur mereka semua, memelihara, mengetahui, dan berkehendak dalam satu waktu yang bersamaan.
Maha Besar Engkau, Sang Pemilik Segala Nama dan Sifat Yang Baik.

Jumat, 17 Agustus 2012

Catatan Idul Adha 1432 H

CATATAN IDUL ADHA 1432 H

Tahun lalu 2011 bertepatan dengan tahun 1432 H kebetulan saya mendapat jatah mudik pada liburan Hari Raya Idul Adha. Saya nikmati Hari Raya ini bersama Bapak saya di Yogya. Ada hal- hal menarik yang saya temui, maksudnya berbeda dengan tempat- tempat yang pernah saya tinggali.

Lomba Takbiran.

Seperti di tempat lain, malam sebelum Hari Raya diisi dengan takbir keliling. Bedanya di Kecamatan tempat tinggal saya ini takbir kelilingnya diorganisir dengan baik, bahkan dilombakan. Tak ayal suasana takbiran pun bertambah meriah. Tiap masjid menampilkan anak- anak dengan busana yang indah serta lampion- lampion yang sangat menarik. Tak ketinggalan pula bendera- bendera dan barisan yang rapi. Ini benar- benar menjadi atraksi yang mengundang perhatian. Benar- benar meriah.
Namun patut disayangkan, takbiran yang begitu meriah ternyata terkesan hanya kulitnya. Banyak peserta yang lupa isinya, bagaimana semestinya bertakbir itu. Ada beberapa peserta yang dengan semangat menyelingi takbir dengan lagu- lagu pop islami semacam lagunya Ungu ataupun Wali. Ada juga yang menyertakan gerakan- gerakan tari. Dan umumnya para peserta membawa peralatan drumband. Jadi lebih mirip pawai Agustusan.
Semua itu jelas menyimpang dari apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Takbir itu mestinya ya sebatas takbir, dan kata- katanya pun sudah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.

Allahu akbar, Allahu akbar,
Laa ilaha illallahu
Allahu akbar, Allahu akbar,
Walillahilhamdu.

Hanya itu, tidak boleh dikurangi maupun ditambah.
Tapi katanya masih lebih baik yang takbiran lah daripada yang cuma nonton.... Allahu a'lam.

Sholat Id di Masjid.

Pagi hari saat Hari Raya tiba, kami sekeluarga dengan semangat pergi ke Alun- alun Utara Yogya untuk sholat Id degan berjalan kaki. Kebetulan cuacanya cerah. Kami berangkat kira- kira jam 06:30, karena sholat Id di Alun- alun Utara Yogya biasanya dimulai jam 7 tepat. Tapi alangkah kagetnya kami, baru 3 menit berjalan kami melewati Masjid RW sebelah, dan mereka sudah memulai Sholat Id di masjid mereka. Padahal mesjidnya nggak terlalu luas, untuk sholat Jum'at saja sudah penuh, apalagi ditambah kaum wanita.
Kami lanjutkan perjalanan. Sekitar 5 menit kemudian kami tiba di Masjid RW sebelah, terdengar dari pengeras suara,"sholat Id akan didirikan 5 menit lagi!" Wah, di sini juga mengadakan sholat Id di masjid juga? Mulai ada rasa khawatir, jangan- jangan nanti di Alun- alun jamaahnya cuma sedikit. Padahal Alun- alun Utara ini pusatnya sholat Id di Yogya. Ketika sampai di jalan utama ke arah Alun- alun, kekhawatiran saya bertambah, jalan terlihat sepi, beda jauh dengan keadaan beberapa tahun yang lalu. Tapi alhamdulillah ketika sampai di Alun- alun jamaahnya masih cukup banyak juga, meski memang jauh berkurang.

Saya tak habis pikir, saya tahu RW sebelah punya banyak Ustadz yang berpikiran modern, saya sering sholat di masjid itu juga dan mendengarkan khotbah atau ceramah mereka. Apa ada unsur kesengajaan melemahkan syiar Islam?

Menarik membaca Al Qur'an yang tafsirnya ditulis oleh A. Yusuf Ali pas menjelaskan QS Al Jumu'ah ayat 9 tentang Sholat Jum'at. Kira- kira beliau menulis begini:
Seungguhnya umat Islam itu mempunyai waktu dan tempat dalam berkumpul. Untuk tingkat RW- katakanlah- umat Islam bertemu 5x sehari di masjid saat sholat wajib. Sedangkan untuk tingkat Kelurahan atau Kecamatan diadakan seminggu sekali, inilah sholat Jum'at. Karena pesertanya lebih banyak, maka masjidnyapun lebih besar. Untuk tingkat kabupaten, pertemuan diadakan 1 tahun 2x, yaitu pada 2 Hari Raya. Karena jamaahnya lebih banyak lagi, maka tempatnyapun harus lebih besar, yaitu lapangan. Dan untuk tingkat dunia, diadakan 1 tahun sekali, yaitu pada saat Haji. Tempatnya pun sangat luas. Tentu ini bagi yang mampu mengikuti. Dan mestinya kalau dari tingkat Kecamatan dan Kabupaten saja ada khotbahnya, membahas isu- isu di seputar mereka, mestinya di tingkat yang lebih ataspun ada khotbahnya, membahas isu- isu yang sifatnya lebih global.

Nah sekarang, kalau sholat 5 waktu, Jum'atan, dan Sholat Id dilaksanakan di Masjid itu- itu saja, dan jamaahnya itu- itu saja, kapan saling kenalnya umat Islam ini? Kapan merasa sebagai satu saudara? Malah jangan- jangan nanti berhajinya juga di Masjid itu juga?

Pembagian Daging Kurban

Ada hal bagus yang patut dicontoh pada panitia Idul Adha di Masjid RW kami. Dalam pembagian hewan kurban, mereka proaktif mendatangi warga yang berhak mendapatkan daging, bukan meminta warga mengambil sendiri ke masjid. Ini bagus sekali. Jadi kerusuhan saat antri daging kurban bisa dihindari. Sedangkan jika ada sisa, mereka bagikan juga kepada warga non muslim. Ini bagus untuk dakwah Islam.
Semoga Lebih Baik.

Mudah- mudahan kedepannya bisa diperbaiki. Jangan sampai umat Islam ini dicap buruk oleh umat lain karena ibadahnya terkesan hura- hura dan sendiri- sendiri. Bukannya memberi daging kepada umatnya, malah menyengsarakannya saat berjubel mengantri daging.

Selasa, 14 Agustus 2012

2 Penasehat

2 PENASEHAT
(NASEHAT UNTUK ANAKKU)

Anakku, arungilah hidup ini untuk kesuksesan nanti di akherat. Hidup ini penuh fitnah, cobaan dan godaan. Seandainya kedua orangtuamu mampu terus mendampingimu sampai di peghujung hidupmu, niscaya akan kami lakukan. Tapi jika tidak mampu, اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى  telah menganugerahkan kepada kita semua 2 Penasehat yang terpercaya yang setiap saat bisa kau mintai nasehatnya. 2 Penasehat ini akan menjagamu dalam mengarungi hidupmu sampai tiba waktumu, asal kamu mau memperhatikannya. 2 Penasehat itu yang satu pandai berkata- kata, dan yang lainnya tak bisa berkata- kata. Yang pandai berkata- kata akan memberimu nasehat jika engkau mau menemuinya. Sedangkan yang tak bisa berkata- kata memberimu nasehat sebelum engkau menemuinya, dan berhenti menasehati jika engkau telah bertemu dengannya.

Penasehat pertama adalah yang pandai berkata- kata.
Sebagaimana layaknya pemberi nasehat, maka Al Qur'an adalah penasehat yang paling hebat dalam bertutur. Bahasanya indah, disyairkan dengan indah, tutur katanya santun, dan masih sangat banyak kehebatannya baik yang mudah ditemukan maupun yang hanya ditemukan jika dipelajari lebih dalam. Di dalamnya kamu akan menemukan segala nesehat yang akan memecahkan masalahmu, untuk menghadapi hidup ini dan mempersiapkan hidup yang akan datang. Jika hatimu gundah, mintalah nasehatnya. Jika pikiranmu buntu menghadapi peliknya hidup ini, ambilah pelajaran darinya. Insya Allah engkau akan selalu dalam keadaan damai dan tenteram.

Penasehat kedua adalah yang tidak bisa berkata- kata.
Meski tak mampu berkata walau hanya sepatah pun, jangan ragukan kemampuannya dalam memberi nasehat kepada orang yang mau- meski hanya sekedar- mengingatnya. Malah jika engkau bertemu dengannya, nasehatnya sudah tidak berguna lagi. Dialah kematian. Sang pemberi nasehat ini akan menasehatimu jika kau mau mengingatnya. Ingatlah kematian wahai anakku. Jika kau hendak berbuat sesuatu, ingatlah dia. Maka engkau hanya akan memilih perbuatan yang baik karena takut akan bertemu dengannya ketika sedang menjalani pilihanmu. Ia benar- benar akan menjagamu dari api neraka. Bersiaplah menyambut sang penasehat ini dengan amalan- amalan yang baik wahai anakku, karena dia pasti akan mendatangimu, jangan sampai engkau lengah sedikitpun.
 
Maka hendaklah engkau memperhatikan nasehat kedua orangtuamu ini, yang kami ambil dari sebagian nasehat yang diberikan oleh ke-2 Penasehat. Salam sayang selalu dari kami berdua.

Senin, 13 Agustus 2012

Tuhan Kita Beda

TUHAN KITA BEDA!

Seandainya para pencari agama itu mengenal sifat- sifat Tuhannya orang Islam, maka dijamin mereka akan berhenti mencari.

Sebuah pertanyaan dari orang- orang yang berpikir adalah "UNTUK APA AKU HIDUP DI DUNIA INI?"
Dan ketika mempelajari tentang "aku", maka orang akan menemukan bahwa dirinya diciptakan oleh sesuatu yang Maha Intelek, Maha Teliti, Maha Halus, dsb...dsb... Kemudian mereka mencari siapa pencipta "aku" dan seluruh semesta ini.

Akhirnya mereka dihadapkan pada pilihan, yang manakah Sang Pencipta itu? Kegiatan mengaqal pun terus dilakukan demi menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.

Pilihan pertama, pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta ini mungkin banyak. Hal ini terbesit dari asumsi bahwa alam semesta ini bergerak sendiri sendiri. Matahari bergerak sendiri, bumi dan bulan juga demikian. Hujan turun tanpa ada hubungannya dengan siang dan malam. Setiap detik secara bersamaan ribuan bayi maupun anak hewan terlahir. Dsb..dsb... Maka sepertinya butuh banyak seksie untuk mengurusi masing- masing urusan yang jumlahnya milyaran itu. Dan mestinya mereka bekerja sangat kompak agar tidak terjadi kesemrawutan dalam lalulintas alam raya ini. Harus sehati-lah pokoknya.

Pilihan kedua, merangkum dari pilihan pertama, kalau memang urusan sebegitu banyaknya harus dilakukan secara rapi tanpa tumpang tindih, maka pengurusnya ya memang harus sehati. Apakah itu mungkin? Secara rasio ada kemungkinan, tapi kemungkinan gagalnya jauh lebih besar, bahkan bisa dikatakan mustahil, mengingat urusannya milyaran. Kesalahan sedikit saja, kacau alam semesta ini.
Kalau memang dibutuhkan ke-satu hati-an, mengapa tidak benar- benar hanya satu saja? Inilah kesimpulan dari pilihan pertama sebagai pilihan kedua.

Sekarang kita membahas pilihan kedua.
Apa bisa satu zat bisa mencipta, mengatur, dan memelihara semesta yang sangat besar, rumit dan sangat detail ini? Mestinya Zat itu haruslah Maha Perkasa untuk bisa menggerakkan seluruh benda langit itu sendirian. Mestinya Dia Maha Besar supaya bisa menguasai semesta yang sebegitu luasnya. Mestinya Dia Maha Halus untuk bisa mengatur atom- atom yang sangat kecil ukurannya yang sangat mempengaruhi sifat suatu zat. Mestinya Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar agar bisa menentukan apa yang Dia kerjakan. Dan mestinya Dia Maha...Maha... Maha..Segala Yang Baik. Akhirnya, tidak ada sesuatupun di alam semesta ini yang sepadan, yang sama dengan Dia.
Mestinya- mestinya tersebut hanya diketemukan jawabannya ketika kita mengenal Tuhan yang diperkenalkan oleh Islam.

Banyak yang heran bahwa ada Zat yang Maha Segala Yang Baik itu. Tak terpikir oleh mereka. Mereka memilih pilihan pertama. Sayang mereka tidak sampai memahami sampai pada kesimpulan.

Bagi orang yang tidak tahu bahwa Tuhan Yang Benar itu Maha Segala Yang Baik, pasti akan salah dalam beragama. Orang yang mengira Tuhan tidak mendengar doanya, dia menjadikan sesuatu sebagai perantara, maka dia sedang berdoa kepada tuhan yang salah alias salah alamat dalam menyanpaikan doanya. Atau dia tahu bahwa Tuhan Maha Mendengar tapi masih melalui perantara dalam berdoa, artinya melecehkan Tuhan, tentu saja Tuhan tidak berkenan. Ada juga yang beranggapan bahwa manusia bisa dinikahi Tuhan. Maaf, manusia tidak mampu dan tidak pantas. Dan ini pun sangat melecehkan Tuhan. Dan Tuhan pun tidak akan sudi merendahkan DIRINYA menjadi manusia yang sangat hina ini.
Maka orang yang menyembah tuhan seperti yang mereka kira tanpa ilmu yang benar berarti salah alamat.

Tuhannya orang Islam BEDA! Tidak seperti tuhan- tuhan kaum yang lain ketahui. Dan memang BEDA segala- galanya dari seluruh makhlukNYA. DIAlah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى . Makanya kalau Tuhannya beda, so pasti agamanya juga beda.

Mentafakkuri Rumput Fahahil


MENTAFAKKURI RUMPUT FAHAHIL

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, saat ini saya diberi kesempatan oleh  اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى tinggal di daerah yang secara geografis mirip dengan kondisi alam di jaman nabi. Keuntungannya saya bisa merasakan atau memahami beberapa kisah pada jaman nabi, atau berita2, hadits2, maupun ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan alam, yang mungkin tidak terbayangkan jika saya tinggal di Indonesia.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari rumput Fahahil. Hanya kebetulan tempat saya bekerja di sini daerahnya bernama Fahahil. Menjadi beda karena rumput Fahahil tumbuh hanya setelah daerah ini diguyur hujan yang menurut takaran di Qatar ini cukup lebat.

Sebelum datang hujan, tanah di sekitar Fahahil adalah tanah gurun seperti umumnya tanah di jazirah Arab, tandus, gersang, hanya ada beberapa tanaman liar, tidak ada rumput. Tapi keadaan segera berubah ketika pada akhir tahun 2009 turun hujan yang cukup lebat selama 3 hari berturut- turut. Sekitar bulan Februari dan Maret 2010, tiba2 saja tanah di sekitar Fahahil menjadi hijau, seolah2 sedang dihamparkan permadani2 yang indah dan luas! Masya Allah, saya benar2 takjub saat itu. Dari mana datangnya rumput ini, tiba2 saja muncul dari tanah tandus yang keras, yang berbulan2 terpapar sinar matahari yang sangat terik.

Ketakjuban tersebut berujung teringatnya saya pada ayat Al Qur’an yang pernah saya baca. Saya tidak hafal surat dan ayatnya, maupun redaksinya. Tapi samar2 saya ingat bahwa ayatnya ada. Akhirnya setelah saya cari di Qur’an digital (terimakasih buat yang ngasih programnya), saya ketemukan ayatnya.

QS 7:57
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٥٧
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
QS 35:9
وَاللَّـهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ النُّشُورُ ﴿٩
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Dan ayat2 yang lain QS 16:65, QS 25:49, QS 32:27, QS 45:5.
Ya, memang kebangkitan setelah hari kiamat itu yang ada di benak saya. Mekanismenya kurang lebih sama dengan apa yang Allah س بحانه وتعالى terapkan dalam ‘membangkitkan’ rumput Fahahil tadi. Yang tadinya tidak ada apa2nya, setelah ditreatmen oleh Allah س بحانه وتعالى menjadi sesuatu yang berpotensi menjadi besar.
Maka sungguh banyak yang tidak bisa mengambil pelajaran dari hal ini, seperti yang diceritakan dalam ayat2 berikut:

QS 17:49 & 98                                           
وَقَالُوا أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا ﴿٤٩
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" (49)
ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُم بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا وَقَالُوا أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا ﴿٩٨
Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan (karena mereka) berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?"(98)
QS 23:35
أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ ﴿٣٥
Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?,
QS 23:82
قَالُوا أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ ﴿٨٢
Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?
Dan yang lain QS 36:78, QS 37:18 & 53, QS 56:47, QS 79:11
Saya memikirkan yang lebih besar dari rumput. Biji tanaman adalah sebuah benda yang bisa dikatakan mati. Tapi ketika diberi air yang cukup, maka suatu saat akan berubah menjadi makhluk hidup. Contoh yang biasa dilakukan pelajar SMP, untuk praktikum Biologi mereka menyimpan biji kacang hijau -yang mungkin sudah berbulan2 berada di toko atau pasar- dalam wadah yang diberi kapas dan air. Setelah beberapa hari, tumbuhlah taoge, yang jika terus tumbuh dipastikan akan menjadi pohan kacang hijau, nggak mungkin salah menjadi pohon kacang merah misalnya.
Dari sini bisa dipahami bahwa biji yang berasal dari suatu jenis tumbuhan, akan tumbuh menjadi pohon yang sama, nggak mungkin salah. Biji buah mangga indramayu nggak mungkin tumbuh menjadi pohon mangga manalagi, apalagi jadi pohon kweni, duren, semangka, dll.
Lalu bagaimana dengan manusia? Mohon maaf, ini hanya dugaan saya, belum ada pembuktiannya, saya curiga bahwa kita ini sebenarnya mempunyai ‘biji’ juga dalam diri kita. Sebuah super microchip ciptaan Allah س بحانه وتعالى yang sangat canggih, mampu menyimpan data kita sejak kita dilahirkan sampai kita bertemu ajal. Microchip ini tidak akan rusak meskipun seluruh jasad kita hancur. Dan kemudian setelah ‘disiram dengan air hujan’ akan tumbuh sesuai keadaan sewaktu akhir hayat kita, nggak akan salah!  (Akhir hayat seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi sepanjang hidupnya). Kita lihat ayat- ayat yang sepertinya menyinggung tentang microchip ini:


QS 50:4

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ ۖ وَعِندَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ ﴿٤

Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat).

QS 10:61

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ ﴿٦١
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhmahfuz).
QS 18:49
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun".
QS 43:8
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
Dan lainnya: QS  45:28-29, QS 50:17 QS 54:52 QS 58:6

Maka yang pada akhir hayatnya adalah seorang yang kafir/ kufur, maka ketika dibangkitkan akan menjadi makhluk yang kafir/ kufur. Sedangkan yang pada akhir hayatnya adalah orang yang beriman, bersyukur, berserah diri, maka ketika dibangkitkan akan menjadi makhluk yang seperti itu, nggak akan salah. Saya pikir sangat sederhana.
Itulah rumpu Fahahil, akan tumbuh karena ketika musim panas tiba, mereka menyimpan biji mereka di dalam tanah, yang pada suatu saat nanti akan dibangkitkan oleh Rabbnya dengan mekanisme yang begitu canggih, tapi juga sederhana untuk dipahami.

NOTE: 

Dr. Muhammad Syafii Antonio  M.Ec dalam bukunya Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW "The Super Leader Super Manager" volume 1: Kepemimpinan dan Pengembangan Diri halaman 252 menulis bahwa padang pasir yang tampak tidak memiliki kehidupan, berkali- kali membuktikan adanya sebuah mukjizat kehidupan setelah mati.
(Note ini saya tulis pada tanggal 6 Maret 2013) 

Prakata

ILMU YANG BERTINGKAT (PRAKATA)

 بِسْمِ اللَّـهِ الرَّ‌حْمَـٰنِ الرَّ‌حِيمِ


Alhamdulillahi rabbil 'lamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYA kepada kita, dan memberi ijin atas terbinya blog ini.
Shalawat dan salam juga kita pajatkan untuk junjungan kita, Rasulullah مُحَمَّدٍ SAW sebagai uswatun hasanah untuk kita semua.

Mungkin banyak yang berkomentar mengatakan saya lancang karena berani menulis tentang agama. Tulisan agama selama ini menjadi hal yang sakral, yang hanya boleh diutarakan oleh orang- orang yang berilmu tinggi dalam bidang agama, nahwu sharafnya, asbabun nuzulnya, shirohnya, sanadnya, perawinya, dan lain- lain. Intinya orang yang akan mengutarakan masalah agama haruslah mempunyai kemampuan yang hanya bisa dicapai dengan belajar dalam waktu yang sangat lama.

Yang jadi masalah adalah Rasulullah SAW telah memberi amanat kepada setiap diri kita untuk menyebarkan Islam walaupun sekedar satu ayat. Sampaikanlah dariku walau satu ayat. Bagi orang semacam saya yang sudah terlanjur berumur dan tidak mungkin kembali lagi, dan ingin sekali berpartisipasi dalam syiar Islam, tentu akan sangat kesulitan untuk memulai belajar dari nol dan kemudian entah berapa tahun lagi untuk sekedar boleh menyampaikan yang satu ayat itu.

Terus bagaimana? Akhirnya saya beranikan diri mengemukakan apa yang selama ini saya dapat dari hasil mengaji melalui berbagai cara. Apa nggak takut salah? Ya ada pemikiran mungkin sekali apa yang saya sampaikan salah, tapi justru itulah kenapa saya sampaikan, biar kalau ada yang lebih tahu bisa mengoreksi, tidak tersimpan di dalam hati dan otak saya sebagai sesuatu yang salah. Karena sesungguhnya ilmu jika diberikan justru akan bertambah banyak. Inilah yang menjadi dalil saya. Mudah- mudahan اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menunjukkan yang lebih benar.

Saya hanya sekedar menyampaikan yang saya tahu, yang saya pahami. Misalkan yang saya tahu bahwa matahari itu lebih terang dari bulan, maka itu yang saya katakan, tidak lebih. Karena hanya itu pengetahuan saya. Seandainya ada orang yang mau menambahkan lebih detail, silahkan dan terima kasih. Pun jika misalnya menurut penelitian apa yang saya katakan salah, kalau saya tidak mempunyai bukti untuk menolak, ya tidak akan saya tolak.

Ada suatu sistem yang biasa dipakai dalam belajar membaca Al Qur'an, yaitu metode Iqra'. Biasanya jika ada sebuah majelis tempat belajar Al Qur'an, sebutlah TPA, dengan murid yang banyak dan guru yang terbatas, maka akan dilakukan sistem belajar- mengajar. Artinya santri yang sudah lancar Iqra' 3 diminta untuk mengajari santri yang baru masuk Iqra' 1, yang lancar Iqra' 5 mengajari yang mulai belajar Iqra' 3, dan seterusnya. Tidak perlu menunggu sampai santri fasih membaca Al Qur'an lengkap dengan ilmu tajwid baru boleh mengajar santri yang baru mulai belajar Iqra' 1. Ini bagus dan efektif.

Menurut riwayat, Rasulullah SAW mengutus beberapa orang ke Kampung Bani Quraidhah. Beliau berpesan,"hendaklah kalian sholat ashar di Bani Quraidhah". Dalam perjalanan, masalah timbul ketika waktu Ashar tiba, dan diperkirakan mereka akan sampai di Kampung Bani Quraidhah setelah Maghrib. Sebagian orang berpendirian mereka akan tetap melaksanakan sholat Ashar di Kampung Bani Quraidhah sesuai pesan Rasulullah SAW. Mereka memegang teguh prinsip "sami'na wa 'atho'na". Sedangkan sebagian lagi mengerjakan sholat Ashar di tengah perjalanan, karena berpegang pada sabda Nabi SAW "sholatlah pada waktunya". Dan mereka pun memaknai pesan Rasulullah SAW "hendaklah kalian sholat ashar di Bani Quraidhah" sebagai isyarat bahwa mereka diminta berjalan ke Kampung Bani Quraidhah dengan segera. Ketika hal ini dilaporkan kepada Rasulullah SAW, beliau membenarkan kedua- duanya. Inilah contoh memahami dengan tingkatan ilmu yang berbeda. Asal ada dalilnya yang kuat, boleh saja.

Contoh lain dalam perang penaklukan Danaskus. Alkisah Khalifah Umar ibnu Khattab r.a mencopot jabatan Khalid bin Walid dari jabatan panglima perang dan digantikan oleh Ibnu Ubaidah bin Al- Jarrah. Banyak anggota pasukan yang tidak setuju dengan kebijaksanaan sang Amirul Mu'minin, dan mereka memprovokasi Khalid bin Walid untuk tidak turun dari jabatannya. Tapi apa komentar Khalid bin Walid? Beliau menjawab dengan singkat,"aku takut kepada Tuhannya Umar". Sebagian orang menerima perkataan Khalid bin Walid dengan asumsi bahwa Khalid bin Walid ini benar- benar orang yang beriman, sehingga hanya takut kepada  اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى saja. Sedangkan sebagian orang yang lebih tinggi ilmunya berpikir,"ya, jika اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى   ridho, siapapun pemimpinnya akan menang, jika tidak ridho, maka siapapun pemimpinnya akan kalah. Jika kita tidak menerima keputusan Amirul Mu'minin, maka kita tidak akan diridhoi oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى". Ada dua tipe penerimaan, sesuai kadar keilmuan masing- masing, tapi dua- duanya benar.

Untuk itu saya berharap agar kita menghormati perbedaan pandangan, asal masih di jalur jalan yang lurus.