Senin, 13 Agustus 2012

Tuhan Kita Beda

TUHAN KITA BEDA!

Seandainya para pencari agama itu mengenal sifat- sifat Tuhannya orang Islam, maka dijamin mereka akan berhenti mencari.

Sebuah pertanyaan dari orang- orang yang berpikir adalah "UNTUK APA AKU HIDUP DI DUNIA INI?"
Dan ketika mempelajari tentang "aku", maka orang akan menemukan bahwa dirinya diciptakan oleh sesuatu yang Maha Intelek, Maha Teliti, Maha Halus, dsb...dsb... Kemudian mereka mencari siapa pencipta "aku" dan seluruh semesta ini.

Akhirnya mereka dihadapkan pada pilihan, yang manakah Sang Pencipta itu? Kegiatan mengaqal pun terus dilakukan demi menemukan tujuan hidup yang sebenarnya.

Pilihan pertama, pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta ini mungkin banyak. Hal ini terbesit dari asumsi bahwa alam semesta ini bergerak sendiri sendiri. Matahari bergerak sendiri, bumi dan bulan juga demikian. Hujan turun tanpa ada hubungannya dengan siang dan malam. Setiap detik secara bersamaan ribuan bayi maupun anak hewan terlahir. Dsb..dsb... Maka sepertinya butuh banyak seksie untuk mengurusi masing- masing urusan yang jumlahnya milyaran itu. Dan mestinya mereka bekerja sangat kompak agar tidak terjadi kesemrawutan dalam lalulintas alam raya ini. Harus sehati-lah pokoknya.

Pilihan kedua, merangkum dari pilihan pertama, kalau memang urusan sebegitu banyaknya harus dilakukan secara rapi tanpa tumpang tindih, maka pengurusnya ya memang harus sehati. Apakah itu mungkin? Secara rasio ada kemungkinan, tapi kemungkinan gagalnya jauh lebih besar, bahkan bisa dikatakan mustahil, mengingat urusannya milyaran. Kesalahan sedikit saja, kacau alam semesta ini.
Kalau memang dibutuhkan ke-satu hati-an, mengapa tidak benar- benar hanya satu saja? Inilah kesimpulan dari pilihan pertama sebagai pilihan kedua.

Sekarang kita membahas pilihan kedua.
Apa bisa satu zat bisa mencipta, mengatur, dan memelihara semesta yang sangat besar, rumit dan sangat detail ini? Mestinya Zat itu haruslah Maha Perkasa untuk bisa menggerakkan seluruh benda langit itu sendirian. Mestinya Dia Maha Besar supaya bisa menguasai semesta yang sebegitu luasnya. Mestinya Dia Maha Halus untuk bisa mengatur atom- atom yang sangat kecil ukurannya yang sangat mempengaruhi sifat suatu zat. Mestinya Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar agar bisa menentukan apa yang Dia kerjakan. Dan mestinya Dia Maha...Maha... Maha..Segala Yang Baik. Akhirnya, tidak ada sesuatupun di alam semesta ini yang sepadan, yang sama dengan Dia.
Mestinya- mestinya tersebut hanya diketemukan jawabannya ketika kita mengenal Tuhan yang diperkenalkan oleh Islam.

Banyak yang heran bahwa ada Zat yang Maha Segala Yang Baik itu. Tak terpikir oleh mereka. Mereka memilih pilihan pertama. Sayang mereka tidak sampai memahami sampai pada kesimpulan.

Bagi orang yang tidak tahu bahwa Tuhan Yang Benar itu Maha Segala Yang Baik, pasti akan salah dalam beragama. Orang yang mengira Tuhan tidak mendengar doanya, dia menjadikan sesuatu sebagai perantara, maka dia sedang berdoa kepada tuhan yang salah alias salah alamat dalam menyanpaikan doanya. Atau dia tahu bahwa Tuhan Maha Mendengar tapi masih melalui perantara dalam berdoa, artinya melecehkan Tuhan, tentu saja Tuhan tidak berkenan. Ada juga yang beranggapan bahwa manusia bisa dinikahi Tuhan. Maaf, manusia tidak mampu dan tidak pantas. Dan ini pun sangat melecehkan Tuhan. Dan Tuhan pun tidak akan sudi merendahkan DIRINYA menjadi manusia yang sangat hina ini.
Maka orang yang menyembah tuhan seperti yang mereka kira tanpa ilmu yang benar berarti salah alamat.

Tuhannya orang Islam BEDA! Tidak seperti tuhan- tuhan kaum yang lain ketahui. Dan memang BEDA segala- galanya dari seluruh makhlukNYA. DIAlah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى . Makanya kalau Tuhannya beda, so pasti agamanya juga beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar