Senin, 13 Agustus 2012

Mentafakkuri Rumput Fahahil


MENTAFAKKURI RUMPUT FAHAHIL

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, saat ini saya diberi kesempatan oleh  اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى tinggal di daerah yang secara geografis mirip dengan kondisi alam di jaman nabi. Keuntungannya saya bisa merasakan atau memahami beberapa kisah pada jaman nabi, atau berita2, hadits2, maupun ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan alam, yang mungkin tidak terbayangkan jika saya tinggal di Indonesia.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari rumput Fahahil. Hanya kebetulan tempat saya bekerja di sini daerahnya bernama Fahahil. Menjadi beda karena rumput Fahahil tumbuh hanya setelah daerah ini diguyur hujan yang menurut takaran di Qatar ini cukup lebat.

Sebelum datang hujan, tanah di sekitar Fahahil adalah tanah gurun seperti umumnya tanah di jazirah Arab, tandus, gersang, hanya ada beberapa tanaman liar, tidak ada rumput. Tapi keadaan segera berubah ketika pada akhir tahun 2009 turun hujan yang cukup lebat selama 3 hari berturut- turut. Sekitar bulan Februari dan Maret 2010, tiba2 saja tanah di sekitar Fahahil menjadi hijau, seolah2 sedang dihamparkan permadani2 yang indah dan luas! Masya Allah, saya benar2 takjub saat itu. Dari mana datangnya rumput ini, tiba2 saja muncul dari tanah tandus yang keras, yang berbulan2 terpapar sinar matahari yang sangat terik.

Ketakjuban tersebut berujung teringatnya saya pada ayat Al Qur’an yang pernah saya baca. Saya tidak hafal surat dan ayatnya, maupun redaksinya. Tapi samar2 saya ingat bahwa ayatnya ada. Akhirnya setelah saya cari di Qur’an digital (terimakasih buat yang ngasih programnya), saya ketemukan ayatnya.

QS 7:57
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٥٧
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
QS 35:9
وَاللَّـهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ النُّشُورُ ﴿٩
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Dan ayat2 yang lain QS 16:65, QS 25:49, QS 32:27, QS 45:5.
Ya, memang kebangkitan setelah hari kiamat itu yang ada di benak saya. Mekanismenya kurang lebih sama dengan apa yang Allah س بحانه وتعالى terapkan dalam ‘membangkitkan’ rumput Fahahil tadi. Yang tadinya tidak ada apa2nya, setelah ditreatmen oleh Allah س بحانه وتعالى menjadi sesuatu yang berpotensi menjadi besar.
Maka sungguh banyak yang tidak bisa mengambil pelajaran dari hal ini, seperti yang diceritakan dalam ayat2 berikut:

QS 17:49 & 98                                           
وَقَالُوا أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا ﴿٤٩
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" (49)
ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُم بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا وَقَالُوا أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقًا جَدِيدًا ﴿٩٨
Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan (karena mereka) berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?"(98)
QS 23:35
أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ ﴿٣٥
Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?,
QS 23:82
قَالُوا أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ ﴿٨٢
Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?
Dan yang lain QS 36:78, QS 37:18 & 53, QS 56:47, QS 79:11
Saya memikirkan yang lebih besar dari rumput. Biji tanaman adalah sebuah benda yang bisa dikatakan mati. Tapi ketika diberi air yang cukup, maka suatu saat akan berubah menjadi makhluk hidup. Contoh yang biasa dilakukan pelajar SMP, untuk praktikum Biologi mereka menyimpan biji kacang hijau -yang mungkin sudah berbulan2 berada di toko atau pasar- dalam wadah yang diberi kapas dan air. Setelah beberapa hari, tumbuhlah taoge, yang jika terus tumbuh dipastikan akan menjadi pohan kacang hijau, nggak mungkin salah menjadi pohon kacang merah misalnya.
Dari sini bisa dipahami bahwa biji yang berasal dari suatu jenis tumbuhan, akan tumbuh menjadi pohon yang sama, nggak mungkin salah. Biji buah mangga indramayu nggak mungkin tumbuh menjadi pohon mangga manalagi, apalagi jadi pohon kweni, duren, semangka, dll.
Lalu bagaimana dengan manusia? Mohon maaf, ini hanya dugaan saya, belum ada pembuktiannya, saya curiga bahwa kita ini sebenarnya mempunyai ‘biji’ juga dalam diri kita. Sebuah super microchip ciptaan Allah س بحانه وتعالى yang sangat canggih, mampu menyimpan data kita sejak kita dilahirkan sampai kita bertemu ajal. Microchip ini tidak akan rusak meskipun seluruh jasad kita hancur. Dan kemudian setelah ‘disiram dengan air hujan’ akan tumbuh sesuai keadaan sewaktu akhir hayat kita, nggak akan salah!  (Akhir hayat seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi sepanjang hidupnya). Kita lihat ayat- ayat yang sepertinya menyinggung tentang microchip ini:


QS 50:4

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنقُصُ الْأَرْضُ مِنْهُمْ ۖ وَعِندَنَا كِتَابٌ حَفِيظٌ ﴿٤

Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat).

QS 10:61

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ ﴿٦١
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhmahfuz).
QS 18:49
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun".
QS 43:8
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
Dan lainnya: QS  45:28-29, QS 50:17 QS 54:52 QS 58:6

Maka yang pada akhir hayatnya adalah seorang yang kafir/ kufur, maka ketika dibangkitkan akan menjadi makhluk yang kafir/ kufur. Sedangkan yang pada akhir hayatnya adalah orang yang beriman, bersyukur, berserah diri, maka ketika dibangkitkan akan menjadi makhluk yang seperti itu, nggak akan salah. Saya pikir sangat sederhana.
Itulah rumpu Fahahil, akan tumbuh karena ketika musim panas tiba, mereka menyimpan biji mereka di dalam tanah, yang pada suatu saat nanti akan dibangkitkan oleh Rabbnya dengan mekanisme yang begitu canggih, tapi juga sederhana untuk dipahami.

NOTE: 

Dr. Muhammad Syafii Antonio  M.Ec dalam bukunya Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW "The Super Leader Super Manager" volume 1: Kepemimpinan dan Pengembangan Diri halaman 252 menulis bahwa padang pasir yang tampak tidak memiliki kehidupan, berkali- kali membuktikan adanya sebuah mukjizat kehidupan setelah mati.
(Note ini saya tulis pada tanggal 6 Maret 2013) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar