JANGAN NUNGGU ‘NANTI DI AKHERAT’
Kita
sering mendengar atau membaca kisah- kisah yang akan terjadi kelak di
alam akherat. Diantaranya adalah bahwa kita harus meniti sebuah jembatan
yang lebarnya bagaikan sehelai rambut dibelah tujuh, yaitu jembatan
SHIRATHAL MUSTAQIM. Barang siapa yang sukses melewatinya, dia akan
sampai ke syurga. Sedangkan bagi yang tidak mampu meniti sampai
seberang, maka dia akan jatuh ke dalam neraka. Satu lagi tentang sebuah
telaga. Bagi orang yang beriman yang masuk neraka karena amal buruknya
lebih berat dari amal baiknya, maka setelah dosa- dosanya dilebur di
dalam neraka, maka Allah س بحانه وتعالى mengangkatnya
dan mencucinya di dalam sebuah telaga sehingga fisik orang tersebut
pulih seperti sedia kala dan kemudian dipersilahkan masuk syurga.
Seperti itulah kira- kira cerita yang sering kita dengar atau baca.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat. (QS Al Fatihah 6-7)
Shirathal
mustaqim atau jalan yang lurus ini sering disebut- sebut dalam Al
Qur’an. Bahkan setiap rakaat dalam sholat, kita selalu memohon kepada
Allah س بحانه وتعالى untuk ditunjukkan shirathal mustaqim ini. Dan yang memerintahkan kita untuk berdoa seperti itu tak lain adalah Allah س بحانه وتعالى sendiri. Maka jika melihat ayat- ayat berikut, maka kita dapat memetik sebuah kesimpulan:
QS 3: 51
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".
Dan ayat senada seperti di QS 19: 36, QS 36: 61, dan QS 43: 64.
Dan bisa juga kita perhatikan ayat yang lain,
QS 7: 16
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾
Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus,
Jelas
sekali bahwa shirathal mustaqim yang disebut ayat- ayat di atas adanya
di dunia ini, bukan di akherat. Yang mesti kita lakukan sekarang adalah
meniti shirathal mustaqim ini dengan hati- hati supaya tidak melenceng
sedikitpun, karena kalau sedikit saja melenceng, maka kita akan
terjerumus ke dalam neraka.
Adapun
tentang perumpamaan shirathal mustaqim ini seperti titian rambut
dibelah tujuh, terlepas dari asal muasalnya yang konon persis
kepercayaan orang majusi, sepertinya sangat tepat menggambarkan
bagaimana susahnya meniti jalan yang lurus ini, jalan Islam. Bagaimana
tidak susah, sedikit saja kesalahan bisa menyebabkan dosa besar atau
hilangnya pahala amal kita. Mempercayai sesuatu yang bisa memberi
keberuntungan saja (misalnya batu akik, keris, mantra, dsb) kita sudah
jatuh ke dalam dosa syirik yang sangat besar dan tidak diampuni oleh
Allah س بحانه وتعالى .
Sudah susah payah kita membantu orang lain, atau bersedekah, atau naik
haji, tapi ada sedikit saja rasa riya’ atau ujub dalam diri kita,
terhapus pahala kita, sia- sia. Jadi memang susah sekali menjalankan
agama Islam ini.
Sedangkan
masalah penghapusan dosa, tidak ada satu ayatpun dalam Al Qur’an yang
menceritakan peristiwa tersebut. Yang ada diantaranya:
QS 11: 114
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ ﴿١١٤﴾
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
QS 29: 7
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَحْسَنَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿٧﴾
Dan
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, benar-benar akan Kami
hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri
mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
QS 8: 29
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّـهَ يَجْعَل لَّكُمْ
فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّـهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴿٢٩﴾
Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala
kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.
Di
dunia ini, kita bisa melebur dosa kita. Kita tidak memerlukan api
neraka untuk membakar dosa- dosa kita. Syaratnya, kita mesti beriman dan
beramal shaleh, bertakwa, dan banyak melakukan perbuatan- perbuatan
baik. Ini janji Allah س بحانه وتعالى yang janjiNya selalu tepat. Bahkan Allah س بحانه وتعالى menjamin akan masuk surga bgi orang- orang yang melakukan hal- hal di atas, tanpa harus mampir di neraka. Firman Allah س بحانه وتعالى :
QS 5: 12
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّـهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا ۖ وَقَالَ اللَّـهُ إِنِّي مَعَكُمْ ۖ
لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنتُم
بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ
اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا
لَّأُكَفِّرَنَّ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ فَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
Dan
sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan
telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah
berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu
mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada
rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan
sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di
dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus".
Bahkan
kata yang dipakai adalah ‘Kumasukkan’, jadi di akherat nanti, bukan
kita yang berusaha masuk syurga (meniti shirathal mustaqim), tapi Allah س بحانه وتعالى lah yang memasukkan kita.
Logikanya,
jika amalnya banyak dan dosanya diampuni, lebur, hilang, nol, maka
timbangan kebaikannya akan jauh lebih berat. Sesuai hukum Allah س بحانه وتعالى, maka orang ini mendapat balasan syurga.
Jadi
mari kita tidak mengharap neraka akan memusnahkan dosa kita, karena
neraka adalah seburuk- buruk tempat tinggal. Dan lagi tidak ada satupun
ayat di dalam Al Qur’an yang menerangkan jika orang sudah masuk neraka
akan bisa pindah ke syurga, yang ada adalah puluhan ayat yang menyatakan
orang yang tinggal di neraka akan kekal, selama- lamanya.
Shirathal
mustaqim dan telaga yang memulihkan kita seperti sedia kala setelah
neraka ‘mensucikan’ kita, mungkin ada di akherat, mungkin juga tidak,
tapi kalau di dunia ini sudah ada, mestinya akan jauh lebih baik untuk
kita tapaki sekarang. Pastinya kita tidak mau ambil resiko. Jadi, jangan
nunggu ‘nanti di akherat’.
Mudah- mudahan bisa menjadi renungan dan bermanfaat, terutama untuk saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar