بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
SUDAH MENOLONG ALLAH, ATAU BARU MENOLONG DIRI SENDIRI?
Sering kita melakukan ibadah seperti apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah. Kita berusaha melakukannya dengan sebaik- baiknya, tentu saja. Kita berharap اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى meridhoi kita sesuai tujuan ibadah kita. Dan insya Allah pahala akan mengalir kepada kita.
Tapi apakah pernah kita merenungkan, apakah manfaat ibadah kita dirasakan juga oleh orang lain, atau hanya kita sendiri yang merasakannya. Sudah pasti jika kita melaksanakan sholat, kita akan merasa tenteram. Jika kita melaksanakan wiridan, maka beban hidup serasa lepas. Dan sebagainya. Namun seperti yang sudah kita ketahui, Islam tidak hanya mengajarkan untuk beribadah untuk kepentingan diri sendiri. Orang lain pun mempunyai hak untuk merasakan hasil ibadah kita. Contoh sederhananya adalah اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىmenganjurkan kita untuk bershadaqah. Tentu orang yang menerima shadaqah kita akan ikut merasakan hasil ibadah kita, salah satunya dengan merasakan kebahagiaan. Semakin banyak orang yang kita beri shadaqah, maka luasan ibadah kita pun bertambah.
Ada beberapa tingkatan dalam beribadah, jika kita kategorikan secara luasnya pengaruh ibadah kita terhadap orang lain, bahkan bisa juga terhadap yang bukan manusia. Tidak perlu perpikir rumit, karena penggolongan ini sama saja dengan posisi kita sebagai makhluk sosial.
- Ibadah untuk diri sendiri.
- Ibadah untuk keluarga.
- Ibadah untuk masyarakat (dari tingkat tetangga sampai seluruh dunia).
- Ibadah untuk alam semesta.
- Ibadah untuk اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى .
QS 45: 15
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal yang shaleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Rabbmulah kamu dikembalikan.
Lihat juga QS 41: 46.
Setelah kita menyelamatkan diri kita, maka menyuruh kita untuk menyelamatkan keluarga kita, artinya dengan menyelamatkan keluarga kita dari api nerakapun merupakan ibadah yang wajib kita lakukan.
QS 66: 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّـهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Islam adalah agama sosial, banyak sekali perintah- perintah untuk memperhatikan sesama manusia, khususnya terhadap sesama muslim. Hal ini tercermin dalam kewajiban- kewajiban kita untuk bershadaqah, menyantuni fakir miskin dan anak yatim, memberi perlindungan kepada orang kafir yang terikat perjanjian damai dengan kaum muslim, dan terutama saling menolong sesama muslim. Bahkan oleh
اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى kita divonis celaka jika kita menelantarkan anak yatim dan orang miskin, meskipun kita sholat dengan baik.
QS 107: 1-7
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
﴿١
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
﴿٢
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ ﴿٣
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ﴿٤
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ﴿٥
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ﴿٦
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ﴿٧
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Dalam surat Al Ma'uun di atas sudah mulai jelas bahwa ibadah untuk diri sendiri ternyata tidak ada manfaatnya jika tidak dibarengi dengan ibadah untuk kepentingan sesama. Bahkan divonis celaka, ada juga yang nengartikan 'wayl' dengan Neraka Wayl. Naudzubillah, sudah sholat tapi tetap masuk neraka?
Tingkatan selanjutnya adalah beribadah untuk kepentingan alam semesta, mencakup seluruh benda hidup dan benda mati. Ini sesauai dengan fungsi diutusnya Rasul sebagai rahmat bagi semesta alam.
QS 21: 107
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Rasulullah diutus oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى sebagai rahmat bagi semesta alam, begitupun para pengikutnya yang mengamalkan sunahnya akan menjadi rahmat bagi semesta alam juga. Dan ternyata memang alam inipun turut beribadah kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى .
QS 22: 18
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّـهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ
حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَن يُهِنِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan adzab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Yang terakhir adalah beribadah untuk اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Maksudnya? Ternyata kita oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى diwajibkan untuk menolongNya, dalam kosakata lain menolong agamaNya. Lho, memang اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى butuh kita untuk menegakkan agamaNya? Kenapa nggak اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى yang turun tangan? Bukannya Dia Maha Perkasa? Ya, sangat mudah bagi اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى untuk melaksanakan segala keinginanNya. Tapi itulah sunatullah. Dia berkehendak untuk menguji kadar keimanan hamba- hamba yang mengaku beriman kepadaNya.
QS 29: 2
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan lihat pula QS 2: 214.
اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menjamin, jika kita tidak berusaha menolong agamaNya, maka bisa dipastikan pengikut- pengikutnya akan musnah oleh musuh- musuh Allah. Mungkin ada yang berpikiran bahwa cukup dengan sholat, dzikir, shalawatan, maka اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى akan menolong kita. Bagaimana kita melindungi sesama muslim jika kita tidak punya kemampuan untuk melindungi? Bagaimana kita membendung pemurtadan yang sangat marak menyerang orang- orang terdekat kita kalau kita hanya sholat, dzikir dan shalawatan. Musuh- musuh Allah telah bergerak sedemikian hebatnya dengan didukung kekuatan ekonomi, politik, sistem, dan mungkin di luar negeri sampai dengan kekuatan senjata. Apakah kita masih merasa cukup hanya dengan sholat, dzikir dan shalawatan, sedangkan masalah kemaslahatan sesama muslim kita serahkan sepenuhnya kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى ?
Maka ada baiknya jika kita kaji QS 22: 40
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ۗ
وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّـهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ
صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ
يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّـهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّـهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّـهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّـهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Allah akan menolong orang yang menolong (agama)Nya. Maka logikanya sangat mudah, jika kita ingin ditolong oleh Allah, maka kita harus menolong (agama)Nya. Kalau tidak, seperti isi ayat di atas, maka akan hancurlah rumah- rumah ibadah, meskipun penghuninya rajin menyebut nama Allah (beribadah secara verbal/ ritual saja). Maka jika rumah- rumah ibadah sebagai simbol eksistensi penganutnya sudah hancur, tinggal menunggu hancurnya para penganut agama tersebut.
Allahu a'lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar