بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
PESAN KEMUSYRIKAN DI BALIK BINTANG JATUH
Sekitar 2 tahun yang lalu saya menemani anak saya menonton film kartun anak- anak. Waktu itu anak saya berumur sekitar 5 tahun. Film yang ditontonnya menampilkan seorang anak perempuan dengan sahabatnya seekor monyet. Banyak anak- anak yang menyukai film ini, karena seolah- olah si tokoh utama ini sering mengajak penonton untuk ikut serta dalam petualangannya. Terkadang penonton diminta untuk membantu, atau ikut melakukan gerakan yang dilakukan oleh tokoh di film tersebut, atau hanya sekedar memanggil.
Saat itu film sedang mengisahkan tentang bintang jatuh. Pada sebuah adegan dimana sedang terjadi bintang jatuh, si tokaoh utama bertanya kepada penonton,"apakah kamu sudah membuat permintaan? Aku sudah." Tentu kita familiar dengan latar belakang cerita ini. Pada saat ada bintang jatuh, ada kepercayaan jika kita memohon sesuatu, maka permohonan kita akan terkabul. Entah dari mana asal muasal doktrin ini, yang jelas banyak yang melakukannya. Apa itu memang sengaja karena percaya, atau hanya untuk iseng- iseng saja.
Namun sengaja atau iseng, hal ini sangat bertentangan dengan aqidah Islam yang hanya memperbolehkan manusia memohon kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. Lagi pula dalam pelajaran Agama Islam, saat ada bintang jatuh tidak termasuk waktu yang mustajab untuk memanjatkan do'a. Kesimpulannya memohon sesuatu karena adanya bintang jatuh adalah bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan mungkin bisa termasyuk perbuatan syirik, perbuatan yang tidak dimaafkan oleh اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى .
Dan melalui film kartun anak- anak itulah, anak- anak kita diracuni pemikirannya, sehingga ketika melihat ada bintang jatuh, mereka segera mengajukan permohonan. Dan saat itu, si tokoh utama memberi penegasan sekali lagi agar anak- anak yang menonton mau mengajukan permohonan dengan kata- kata,"ayo, cepat, ucapkan permohonanmu sekaranh!" Seolah- olah mendesak anak- anak itu untuk mengikuti apa yang dilakukannya.
Sontak saja saya beri pengertian pada anak saya, bahwa memohon itu hanya kepada اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى saja, kalau berdo'a kepada selain اللَّـهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى namanya syirik. Anak saya diam sejenak, lalu berkata iya. Beberapa hari kemudian dia bertanya kepada orangtuanya, "Mi, D*** itu musyrik ya?". Uminya coba mengetes,"kenapa?" Anak saya menjawab,"karena berdo'a kepada bintang, bukan kepada Allah." Lega rasanya hati kami.
*****
Apa doktrin ini hanya meracuni pikiran anak- anak kita saja? Ternyata tidak hanya terjadi pada anak- anak. Dua hari yang lalu saya membaca berita bahwa sekitar Hari Sabtu, 29 September 2012 ini akan terjadi 'hujan bintang' di Indonesia. Hujan bintang, yang berarti banyak bintang jatuh. Pada sebuah berita yang dilansir media yang bermoto: situs warta era digital yang berjudul 'Besok Akan Ada Hujan Bintang', di akhir beritanya tertulis... Banyak juga isu yang mengatakan kalau fenomena hujan bintang banyak membawa kemakmuran, kita tunggu saja semoga besok malam cuaca cerah, sehingga kita bisa bersama-sama menyaksikan fenomena ini dan kemakmuran juga datang untuk kita.
Nah, apa hubungannya menyaksikan bintang jatuh dan kemakmuran datang untuk kita?
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ
وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ
إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ
بِبَالِغِهِ ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
Hanya
bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala
yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun
bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak
tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu
tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu,
hanyalah sia-sia belaka.
(QS Ar Ra'd (13): 14)
Semoga kita terpelihara dari memohon kepada berhala yang berujud bintang jatuh itu, Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar